Tradisi Tumbilotohe Menjelang Idul Fitri

tradisi tumbilotohe
Sumber :
VIVAnews
Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas
- Tumbilotohe merupakan tradisi masyarakat Gorontalo yang selalu dilaksanakan pada 3 malam terakhir Ramadan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Tumbilotohe berasal dari dua kata, yaitu tumbilo (pasang) dan tohe (lampu) yang berarti pasang lampu. Menurut sejarah, tradisi ini sudah berlangsung sejak abad XV.

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Untuk penerangan diperoleh dari getah pohon damar yang mampu menyala dalam waktu lama, getah tersebut dibungkus dengan janur dan diletakkan di atas kayu. Seiring dengan perkembangan zaman dan berkurangnya damar, penerangan dilakukan dengan menggunakan minyak kelapa atau padamala yang kemudian diganti dengan minyak tanah.
Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam


Dahulu berbagai daerah sering mengadakan lomba tradisi ini, bahkan pada 2007 pernah tercatat rekor MURI sebagai rekor penyalaan lampu minyak terbanyak sebanyak 5 juta lampu. Namun, saat ini hanya sekitar 30 persen warga yang tetap melaksanakan tradisi Tumbilotohe.


Banyak warga yang menganggap tradisi ini perlu dilestarikan karena warisan dan kekayaan budaya dari nenek moyang milik Indonesia. Namun, tak sedikit warga yang beranggapan tradisi ini hanya membakar uang dan membuat warga tidak khusyuk beribadah, karena warga justru berjalan-jalan melihat pemandangan malam dihiasi lampu-lampu botol yang indah.


Tradisi tumbilotohe memang harus dilestarikan, mungkin dengan cara lain seperti mengganti bahan bakar lampu tersebut dengan listrik.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya