Karya Desain Interior UPH Tampil di Italia

Kevin, Martin Katoppo (Ketua Jurusan Desain Interior), Fransiska dan Valentine
Sumber :
  • Fransiska Theodora

VIVAnews - Jurusan desain interior Universitas Pelita Harapan (UPH) kembali meraih prestasi bergengsi dalam kompetisi nasional dan internasional. Kevin Elika, mahasiswa desain interior UPH angkatan 2010, menjadi runner up dalam kompetisi A’ Design Award 2012 yang diselenggarakan di Italia.

Lengkap! Jadwal Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 Qatar

A' Design Award and Competitions adalah kompetisi internasional bergengsi tahunan berbasis di Italia, yang menyoroti karya-karya desain terbaik dari seluruh dunia. Karya Kevin yang berhasil meraih penghargaan runner up adalah floating chair dan penetrating lounge chair.

Menurut Kevin, struktur dari floating chair sangat unik, tempat duduk pada bangku tersebut seperti mengambang di udara. Sedangkan untuk penetrating lounge chair, Kevin mengaku terinspirasi dari huruf X. Potongan pada bangku tersebut menciptakan sistem struktur baru, di mana ide penetrasi pada kayu yang ia gunakan dapat menciptakan sebuah bentuk struktur baru.

39 Unit SPKLU PLN di Sepanjang Tol Trans Sumatra Siaga Layani Pemudik, Ini Titik Lokasinya

Kedua karya Kevin ini juga dimuat dalam Annual Award Winning Designs' Yearbook 2011-2012, sebuah buku tahunan berisi kumpulan desain dari para pemenang. Buku tahunan ini dijual dengan harga sekitar €39.95.

Sebelumnya Kevin juga pernah berprestasi dalam International Furniture Design Competition 2011 di Indonesia yang diselenggarakan oleh American Hardwood Export Council (AHEC), di mana ia yang masih duduk di bangku kuliah, mendaftarkan karyanya ke dalam kategori profesional dan berhasil masuk ke 15 besar.

Kolaborasi Prabowo dan Raja Yordania, TNI Berhasil Kirim Bantuan RI ke Gaza via Udara

Sementara tiga orang mahasiswi jurusan desain interior UPH lainnya, yaitu Valentine Kurniawan, Janetta Indrayani, dan Fransiska Tiffany juga meraih prestasi di luar negeri. Mereka berhasil meraih juara 1, 2, dan 3, dalam kompetisi “Decoding Design in Traditional Culture Heritage” yang diadakan majalah Living Etc dan Domus Design School Italy.

Uniknya, kompetisi ini diadakan dalam sebuah Workshop One day Design School yang diikuti 200 mahasiswa jurusan desain interior dari 6 perguruan tinggi, yaitu Untar, Binus University, Lasalle College, Raffles Design School dan Universitas Trisakti. Setelah workshop, para peserta diminta untuk membawa akar budaya yang mereka kuasai untuk mereka angkat  dan kemudian diterjemahkan ke dalam desain.

Keberhasilan para mahasiswa jurusan desain interoir UPH ini tidak terlepas dari peran serta dan dukungan para dosen yang mendorong mahasiswanya untuk aktif mengikuti kompetisi.

Menurut Martin Katopo, Ketua Jurusan desain interior UPH, “jurusan desain interior UPH memiliki misi untuk membentuk lulusan yang memiliki inovasi dalam keprofesian, oleh karena itu kami memberikan tantangan kepada para mahasiswa melalui pemberian materi yang lebih berat dibandingkan dengan yang universitas lain berikan."

Dengan pemberian materi yang berat diharapkan menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai ilmunya, tetapi juga dapat menterjemahkannya kedalam karya yang baik. Tidak heran bila lulusan Design Interior UPH umumnya siap pakai di dunia industri.

Selain metode belajar tersebut, jurusan desain interior juga membina kerja sama dengan berbagai institusi, misalnya HDI (Himpunan Designer Interior Indonesia) dan industrial institusi. Dengan kerjasama tersebut UPH mencoba menjembatani dari dunia akademik dan dunia profesi dengan sistem pemberian sertifikasi asosisasi.

"Kami sedang membicarakan supaya mahasiswa nantinya bisa mendapat sertifikasi  keprofesian dengan menambah 1 tahun. Jadi mereka nantinya setelah lulus akan bisa praktek langsung sebagai desainer interior profesional dan sudah bersertifikasi”, kata Martin Katoppo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya